The Matrix Resurrections sebelumnya ditunggu-tunggu oleh penggemar film karena kembalinya tokoh Neo dan Trinity. Namun sayangnya film tersebut mendapat review kurang memuaskan dan pendapatan di bioskop yang tidak terlalu sukses.
Masalah muncul kembali ketika Warner Bros digugat oleh Village Roadshow Entertainment karena penyalahgunaan kontrak.
Dikutip dari Variety, Warner Bros dituding menyabotase perilisan The Matrix Resurrections untuk meningkatkan pelanggan ke layanan TV HBO Max. Selain The Matrix Resurrections, Warner Bros juga merilis berbagai film lainnya ke layanan streaming mereka seperti Dune, The Suicide Squad dan King Richard.
\”Strategi Warner Bros tidak hanya memastikan film
The Matrix Resurrections gagal di bioskop, namun juga merusak waralaba The Matrix,\” jelas pihak Village Roadshow.
Kerugian ini diduga akan menghilangkan minat studio-studio lain untuk berinvestasi di waralaba ini.
\”Gagalnya The Matrix Resurrections dari segi profitabilitas secara umum akan membuat studio lain ragu-ragu berinvestasi untuk sekuel atau spin-off di masa depan,\” katanya.
Pihak Warner Bros mengatasi gugatan tersebut dengan mengajukan arbitrase.
\”Ini adalah upaya pihak Village Roadshow menghindari komitmen kontrak dalam kasus arbitrase pekan lalu, kami tidak ragu bahwa kasus ini berada di pihak kami,\” ucap perwakilan Warner Bros.
Film The Matrix Resurrections meraup untung paling kecil dari waralaba The Matrix lainnya, yakni sekitar USD37 juta atau Rp533 miliar. Sedangkan pendapatan global mencapai USD153 juta atau Rp2,2 triliun. (Yahya Nadim Oday)
Dilansir dari: medcom.id