Film aksi tahun 2015, Mad Max: Fury Road garapan sutradara asal Australia, George Miller menjadi salah satu film aksi terbaik pada dekade 2010-an. Wajar, film ini berhasil menadpatkan 10 nominasi piala Oscar dan menang di 6 kategori.
Ternyata, produksi film ini tidak seluruhnya lancar. Dilansir dari Vanity Fair, melalui buku Blood, Sweat and Chrome: The Wild and True Story of Mad Max: Fury Road yang ditulis oleh Kyle Buchanan mengungkapkan banyaknya konflik yang terjadi di antara kru dan pemain film ini, terutama untuk dua aktor utama, Tom Hardy dan Charlize Theron.
\”Seperti dua orang tua di depan mobil, antara kami bertengkar atau mendiamkan sesama, aku tidak tahu mana yang lebih buruk, dan mereka harus menghadapinya di belakang. Itu sangatlah buruk! Kami seharusnya tidak melakukannya, kami lebih baik dari itu, aku bisa mengakuinya.\” kata Charlize Theron yang berperan sebagai Furiosa.
Saking kacaunya konflik antara mereka, Charlize Theron mengaku merasa dirinya tidak aman.
\”Hal itu sampai tidak terkendali, dan ada rasa di mana memanggil produser wanita dapat menyeimbangkan suasana, karena aku tidak merasa aman.\” lanjutnya.
Tom Hardy yang berperan sebagai protagonis Max Rockatansky menyadari bahwa dirinya terkadang suka termakan emosi.
\”Menengok kebelakang, sikapku memang kelewatan. Tekanan yang kami berdua alami sangat besar, yang Charlize butuhkan adalah diriku yang lebih berpengalaman dan lebih baik. Itu adalah hal yang tak dapat dipalsukan. aku berpikir bahwa dirinya sekarang yang lebih tua dan jelek, aku dapat menjadi lebih baik.\” ucap Hardy.
Karena kesuksesan Mad Max: Fury Road, muncul lah rencana dari George Miller untuk menggarap dua film lanjutannya, bertajuk Furiosa dan Mad Max: The Wasteland.
Dilansir dari: medcom.id