Jakarta: Layanan streaming Stro merilis serial original berjudul \”7 Hari Sebelum 17 Tahun\”. Menghadirkan sejumlah pemain muda dan senior, \”7 Hari Sebelum 17 Tahun\” membawa misi melawan perundungan atau bullying.
\”Isu ini sengaja dipilih karena relate sekali dengan keadaan anak-anak sekolah, isu yang seakan dianggap normal untuk ada, padahal seharusnya ditumpas bukan jadi tradisi yang diwariskan ke adik-adik kelas mereka,\” ujar Sarjono Sutrisno, selaku Produser Eksekutif STRO.
\”7 Hari Sebelum 17 Tahun\” disutradarai oleh Rangga Nattra. Butuh waktu tiga tahun buat Rangga mengembangkan ide cerita ini. Dia kemudian menggandeng Endik Koeswoyo sebagai penulis naskah.
\”Sudah tiga tahun lalu ide dasarnya buat serial anak SMA tapi enggak cuma romance. Ingin capture kehidupan anak remaja. Kalau orang nonton banyak yang relate. Sempat ganti-ganti penulis, sempat ditunda. Akhirnya ketemu Endik dan oke satu kepala. Pengerjaannya lumayan lama tuh,\” kata Rangga Nattra.
Sebagai bentuk pendalaman yang serius, Rangga dan Endik melakukan observasi ke sejumlah anak-anak SMA. Mereka juga meriset lagi peristiwa perundungan yang kerap terjadi di sekolah untuk dimasukkan ke dalam cerita serial ini.
\”Kami kumpulin anak SMA dari berbagai macam ragam. Kasus real yang terjadi di Indonesia bullying-nya terlalu dark. Makanya di serial ini ada fantasinya agar enggak yang terlalu dark. Tapi intinya serial ini ingin memanusiakan manusia,\” kata Rangga.
\”7 Hari Sebelum 17 Tahun\” menampilkan pemeran seperti Endy Arfian, Tissa Biani, Lyodra Ginting, Marcell Darwin, Sharon Sahertian, Gabriella Ekaputri, Taha Tolu, Geraldy Polisar, Rafael Adwel, Davina Karamoy. Mereka bersanding dengan pemeran seperti Ray Sahetapy, Ginanjar Sukmana, dan Karina Suwandi.
Serial \”7 Hari Sebelum 17 Tahun\” akan tayang setiap hari Minggu mulai 14 Februari 2021 di Stro. Serial ini terdiri dari tujuh episode dan berpotensi berlanjut ke musim selanjutnya.
Sebagai bentuk keseriusan melawan perundungan, serial ini menggandeng Biometric Indonesia yang merupakan Integrated Psychological Service Centre. Salah satu misinya adalah untuk meningkatkan kesadaran kesehatan mental, melalui layanan konseling yang fleksibel dan memudahkan. Mereka memberikan layanan konseling khusus bagi yang mereka mengalami bullying.
\”Kami berharap film ini dapat menjadi wadah bagi mereka yang mengalami perundungan atau bullying. This is the time to speak out, let\’s cope this with us, you are not alone,\” kata Rangga Nattra.
Dilansir dari: medcom.id