Sebagai penggemar film, kamu pasti masih ingat dengan Orphan (2009), dong? Yap, film horor arahan Jaume Collet-Serra tersebut ikonik banget berkat Esther (Isabelle Fuhrman), wanita psikopat pengidap hipopituitarisme yang menyamar jadi bocah berumur 9 tahun.
Kesuksesan Orphan menggugah Paramount Players, selaku salah satu rumah produksi, untuk membuat film prekuelnya. Bertajuk Orphan: First Kill (2022), film yang masih menghadirkan Fuhrman sebagai bintang utama ini telah tayang di bioskop sejak 31 Agustus kemarin.
1. Opening Orphan: First Kill soroti kehidupan Esther di RSJ
Dalam film pertamanya, latar belakang mengenai Esther hanya disebutkan sekilas ketika Kate (Vera Farmiga) dihubungi oleh pihak rumah sakit jiwa (RSJ) tempat Esther dirawat dulu. Selaku prekuel, Orphan: First Kill memperlihatkan kepada penonton kehidupan Esther—dipanggil dengan nama aslinya, yakni Leena Klammer—di Saarne Institute.
Nuansa menegangkan berhasil dibangun oleh William Brent Bell (The Boy), selaku sutradara, sedari awal. Saat Leena, yang dicap sebagai pasien paling berbahaya, memanipulasi dan membunuh secara brutal dua penjaga dan seorang terapis seni di RSJ tersebut.
2. Babak kedua film yang penuh kejutan, plot twist-nya gokil!
Beruntung bagi Esther, rupanya, Esther Albright yang asli adalah anak dari sebuah keluarga konglomerat di Amerika Serikat. Sang ayah, Allen (Rossif Sutherland), merupakan seorang pelukis yang sukses. Ibunya, Tricia (Julia Stiles), adalah sosialita papan atas.
Sedangkan sang kakak, Gunnar (Matthew Finlan) sedang meniti karier sebagai atlet anggar. Melihat hal tersebut, Esther pun yakin kalau rencananya untuk merebut Allen dan menyingkirkan Tricia dan Gunnar akan terlaksana dengan mudah. Namun, benarkah demikian?
Di sinilah letak kekuatan Orphan: First Kill. Naskah garapan David Coggeshall berhasil menyembunyikan kejutannya dengan membuat penonton fokus pada rencana jahat Esther.
3. Anti-CGI, Orphan: First Kill memilih gunakan efek praktikal
Sebelum Orphan: First Kill rilis, banyak penggemar yang skeptis akan fisik Isabelle Fuhrman yang telah berubah sejak membintangi film pertama. Hal tersebut wajar, mengingat saat bermain dalam Orphan, Fuhrman masih berusia sepuluh tahun.
Untungnya, kekhawatiran fans berhasil tersingkirkan oleh efek praktikal film yang luar biasa. Selain makeup yang mumpuni, Orphan: First Kill juga mempunyai Karim Hussain (We Are Still Here, Possesor), selaku sinematografer, yang pandai bermain ilusi optik.
Bahkan, film ini sampai menghadirkan dua aktris cilik sebagai body double untuk Fuhrman, lho. Berkat ketiga teknik tersebut, fisik Fuhrman masih terlihat sama dengan 13 belas tahun yang lalu. Salut banget, deh, sama orang-orang di balik layarnya!
Dilansir dari: idntimes.com