Eksekutif Warner Bros. Toby Emmerich mengatakan film-film superhero DC tidak harus menyatukan para karakter dalam satu film atau membuat sekuel demi mencapai kesuksesan.
Diberitakan dari Screen Rant pada Minggu (6/3), pernyataan itu ia sampaikan saat diwawancarai Deadline terkait masa depan film pahlawan super DC.
Emmerich mengungkapkan bahwa film-film DC mendatang tidak harus saling terkait dan mengusung genre atau nada yang sama.
\”Film tidak harus semuanya memiliki nada yang sama, atau saling terkait dengan film DC lainnya, atau memiliki teka-teki yang terhubung dengan film lain,\” kata Emmerich.
\”Rahasia dari bisnis perfilman adalah kualitas. Itu menjadi strategi bisnis terbaik untuk film yang tayang di layar lebar dan juga film-film superhero,\” tuturnya.
Konsep \’semesta bersama\’ telah menjadi fenomena Hollywood beberapa tahun terakhir, terutama mulai marak diterapkan sejak perilisan The Avengers pada 2012.
Konsep ini memungkinkan karakter dalam suatu film terhubung dengan karakter film lain karena mereka berada di \’semesta\’ yang sama. Mereka juga dapat tampil dalam satu film, seperti yang dilakukan Marvel Studio saat \’menyatukan\’ pahlawan super dalam The Avengers.
Namun, konsep itu tidak berjalan mulus ketika diadopsi studio produksi lainnya. Salah satunya yaitu kegagalan Universal Pictures mengusung konsep MonsterVerse setelah Godzilla: King of Monsters mendapat reaksi kurang baik.
Hal yang sama juga terjadi pada film-film superhero DC lewat konsep DC Extended Universe (DCEU). Sejak Man of Steel pada 2013, DC merilis serangkaian film pahlawan super yang saling berhubungan.
Namun, beberapa proyek tersebut dianggap gagal setelah menerima reaksi negatif dari penggemar. Keadaan ini mendorong DC untuk mengatur ulang strategi mereka.
Salah satu strategi yang dilakukan adalah mengedepankan kualitas dibandingkan kuantitas. Sehingga Emmerich menyoroti pentingnya merekrut sutradara berkualitas untuk film DC mendatang.
\”Kualitas adalah faktor terpenting bagi sebuah studio, dan hal paling besar yang bisa Anda lakukan untuk memengaruhi kualitas adalah pembuat film yang Anda rekrut.\”
Toby Emmerich ditunjuk sebagai pimpinan Warner Bros. setelah kegagalan Justice League pada 2018. Sejak kehadirannya, film-film DC mulai beralih ke model yang berdiri sendiri, seperti Aquaman, Shazam!, serta Birds of Prey.
Tahun ini, DC merencanakan penayangan setidaknya lima film, seperti dua film pertama mereka, The Batman dan DC League of Super-Pets, yang bukan bagian dari DCEU.
Sejauh ini, The Batman berhasil meraih hasil yang menjanjikan meski digarap sebagai proyek yang berdiri sendiri.
Film yang disutradarai Matt Reeves itu meraih total pendapatan keseluruhan mencapai US$248 juta atau Rp3,6 triliun (US$1= Rp14,388) secara global pada minggu pertama penayangan perdana.
Pendapatan The Batman diprediksi akan terus meningkat setelah mendapat respon positif dari penggemar sejak pertama kali tayang pada 2 Maret lalu.
Dilansir dari: cnnindonesia.com