Sosok jelangkung masih menjadi inspirasi bagi pembuat film horor Indonesia. Terbaru, hadir Jailangkung: Sandekala yang sudah tayang pada 22 September 2022.
Film ini merupakan reboot film yang mengangkat Jelangkung sebelumnya. Film tentang boneka yang dirasuki roh ini pertama kali dibuat pada 2001 dengan judul Jelangkung garapan Jose Poernomo. Dilanjutkan dengan Jelangkung 3, 2007, garapan Angga Dwimas Sasongko. Selanjutnya hadir, Jailangkung, 2017, yang juga digarap oleh Jose Poernomo dan Rizal Mantovani. Dan terakhir, hadir Tusuk Jelangkung, 2022.
Film Jailangkung: Sandekala digarap oleh Kimo Stamboel. Dalam film ini, ia menegaskan bahwa film terbarunya ini akan tetap menyajikan adegan-adegan segar yang dibalut dalam drama keluarga yang kental.
Dia mengatakan karyanya ini akan menampilkan sinema yang berbeda dari versi sebelumnya. Dia menjanjikan adanya nightmare scenario yang bisa dirasakan oleh keluarga hingga keseruan roller coaster ride.
Film Jailangkung versi terbaru ini hadir dengan sensasi horor yang berbeda dan menggabungkannya dalam ritual serta mitos Sandekala yang sudah tidak asing di masyarakat.
Arti Sandekala
Sandekala sendiri merupakan cerita atau legenda yang telah menjadi warisan turun temurun bagi masyarakat Sunda. Mitos ini mengatakan Sandekala adalah makhluk yang gemar mengganggu dan menculik anak-anak yang masih bermain saat hari sudah petang atau senja.
Menurut buku yang berjudul Ensiklopedi Sunda: Alam, Manusia, dan Budaya, Sandekala adalah mitos yang dipercaya oleh masyarakat Sunda sebagai suatu golongan jin atau makhluk halus yang muncul pada waktu senja. Itu mengapa sosok ini sering disebut sebagai hantu senja.
Istilah Sandekala diambil dari dua kata dalam Bahasa Sunda yaitu sande yang artinya \’bukan\’, dan kala yang artinya \’waktu\’. Banyak masyarakat sunda meyakini bahwa sosok sandekala mempunyai wujud seperti wanita yang mirip dengan wewe gombel yang sering menculik anak-anak.
Sinopsis Film Jailangkung: Sandekala
Film Jailangkung: Sandekala mengisahkan tentang perjalanan sebuah keluarga yang berlibur ke luar kota. Liburan ini malah berujung pada sebuah malapetaka yang menyeramkan.
Saat mereka tiba di sebuah danau wisata dan menikmati suasana alam di sana, anak bungsu di keluarga tersebut tiba-tiba menghilang tanpa jejak saat matahari terbenam.
Sesudah dilakukan pencarian mereka hanya menemukan boneka Jailangkung di kawasan hilangnya anak tersebut yang terkenal dengan legendanya yang disebut Sandekala.
Dari sinilah perlahan mereka terperangkap ke dalam suatu keadaan yang membingungkan antara ritual, mitos, dan upacara-upacara pemanggilan arwah untuk mencari anak tersebut.
Dilansir dari: medcom.id