Film dokumenter Pesantren bakal tayang di bioskop mulai 4 Agustus 2022 mendatang. Film tentang kehidupan nyata para santri menimba ilmu di pondok pesantren garapan Shalahuddin Siregar itu tayang setelah tertunda hampir tiga tahun karena pandemi.
Film Pesantren ditayangkan dan disebarluaskan ke tengah masyarakat untuk meluruskan stigma negatif terhadap para santri di pondok.
Tidak hanya itu, film Pesantren juga sebagai penambah wawasan orang awam tentang kegiatan para santri di pesantren melalui kisah dua santri dan guru muda di Pondok Kebon Jambu Al-Islamy, di Cirebon, Jawa Barat dengan jumlah 2.000 santri.
Pondok pesantren ini adalah pesantren tradisional pada umumnya, tetapi istimewa karena dipimpin oleh perempuan.
Aktris Lola Amaria mengaku memang tidak ikut terlibat dalam pembuatan film ini. Namun dirinya merasa terpanggil untuk membantu menyebarkan visi dan misi film Pesantren.
\”Saya sebenarnya melihat utuh film ini 2018 dan dikerjakan dengan editor orang Jerman dengan proses pengerjaan yang panjang. Saya saat itu bilang kalau film ini harus naik sebagai perspektif bahwa pesantren dan islam itu berkembang dengan sangat baik,\” kata Lola Amaria usai screening di XXI Epicentrum Kuningab, Jakarta Selatan belum lama ini.
Diakui oleh Lola Amaria dirinya memang melihat cerita dalam film ini sangat nyata dengan kehidupan para santri. Oleh karena itu dirinya berusaha untuk agara film ini bisa disaksikan banyak orang.
Shalahuddin Siregar mengungkap, film Pesantren yang tayang dalam waktu dekat terinspirasi dari karya sebelumnya, Negeri di Bawah Kabut ya g dirilis pada 2011 silam.
Dalam film Negeri di Bawah Kabut mengisahkan perjalanan seorang anak laki-laki yang dipaksa untuk masuk pesantren oleh orang tuanya karena keterbatasan biaya.
\”Setelah saya membuat Negeri di Bawah Kabut, saya tergerak untuk membuat dokumenter tentang kehidupan di dalam pesantren. Perjalanannya begitu panjang. Saya membuat film ini 2015, syuting lalu riset sampai 2016. Lanjut syuting 2018 editing 2018 di Jerman lalu kembali syuting pada 2019 dan pertama kali ditonton di Belanda,\” terang Shalahuddin Siregar.
Dilansir dari Tabloidbintang.com