Dwi Sasono tak berpikir lama ketika ditawari membintangi serial Suami-Suami Masa Kini. Dalam serial bergenre drama komedi itu, Dwi berperan sebagai seorang guru yoga bernama Bima.
Untuk mendalami perannya, Dwi tak perlu jauh-jauh karena sang istri, Widi Mulia memang kerap melakukan aktivitas yoga. Dwi pun banyak belajar mengenai beberapa gerakan yoga agar terlihat natural.
\”Saya jadi jadi guru meditasi. Begitu baca skripnya langsung oke. Kebetulan bini gue suka yoga, jadi minta ajarin sama dia. Begitu belajar ikut yoga, ikut beberapa gerakan. Ternyata susah,\” kata Dwi Sasono dalam jumpa pers virtual.
Serial Suami-Suami Masa Kini bercerita tentang enceritakan tentang empat pria dewasa dengan drama kehidupan rumah tangga masing-masing. Tiga orang di antara mereka yang sudah menyandang status suami dan satu masih melajang. Series ini ditulis oleh Imam Darto, komedian yang juga dikenal sebagai aktor, penulis skenario, pembawa acara dan penyiar radio.
\”Saya dapat tantangan dari Multivision untuk membuat cerita yang terinspirasi dari Suami Suami Takut Istri. Akhirnya saya buat pengalaman teman-teman saya. Saya lihat terus saya masukin ke sini. Bahkan ada karakter yang benar-benar plek ketiplek,\” kata Imam Darto.
Suami-Suami Masa Kini (SSMK) ditayangkan di layanan streaming Vidio mulai 9 Maret 2022. Serial yang disutradarai Ody C Harahap ini bakal hadir dengan total 13 episode.
Selain Dwi Sasono, serial ini dibintangi Ringgo Agus Rahman, Marcell Darwin, Tarra Budiman, Tanta Ginting, Aulia Sarah, Laura Theux, Karina Suwandi, Rebecca Tamara, dan Chantiq Schagerl.
\”Series Suami-Suami Masa Kini (SSMK) ini merupakan salah satu series komedi pertama Vidio yang menghadirkan tema persahabatan dan keluarga. Kekuatan SSMK diharapkan Vidio dapat menggaet penonton pria, khususnya yang sudah dewasa dan berkeluarga, hingga mereka bisa merasa relate dengan cerita ini,\” kata Tina Arwin selaku Chief of Content Officer Vidio.
Raam Punjabi, Produser dan Presiden Multivision Plus yakin serial ini bakal mendapat respons positif karena mengangkat cerita kehidupan sehari-hari. Jika serialnya berjalan sukses, bukan tidak mungkin Raam mengadaptasinya ke dalam film layar lebar.
\”Pasti ada kemungkinan untuk diangkat ke film. Tergantung dari penulisnya. Yang pasti filmnya harus beda dengan serialnya. Jadi semua ada di tangan penulisnya. Ibarat bagian tubuh, penulis adalah jantungnya,\” tutup Raam Punjabi.
Dilansir dari: medcom.id