Pelantun lagu \’Driver’s License\’, Olivia Rodrigo dan musisi asal Inggris, Lily Allen, memberikan jari tengah di atas panggung Festival Glastonbury.
Adapun hal tersebut sebagai respons atas pencabutan kebijakan aborsi di Amerika Serikat yang dikenal sebagai kebijakan ‘Roe Vs Wade’.
“Aku merasa hancur dan takut bahwa begitu banyak wanita dan gadis yang mati karena hal ini,” tutur Rodrigo dikutip dari Deadline pada Senin (27/06/2022).
Sebelumnya, Pada 1969 lalu, dengan nama samaran ‘Jane Roe’, seorang wanita Amerika ingin melakukan aborsi tanpa alasan yang mendesak. Namun, negara bagian tempat ia tinggal kala itu, Texas, masih melarang aborsi.
Atas hak pribadi perempuan atas tubuhnya sendiri, Roe pun menggugat Mahkamah Agung US terkait pelarangan aborsi tersebut. Adapun penggugatan tersebut ditujukan kepada Pengadilan Texas dengan nama Henry Wade. Karena itulah, kasus tersebut dikenal dengan \’Roe vs Wade\’.
Kala itu, Mahkamah Agung AS pun mengabulkan gugatan Roe. Dari sembilan orang hakim, tujuh orang di antaranya setuju untuk memberikan perempuan perlindungan untuk melakukan aborsi.
Namun, baru-baru ini Mahkamah Agung AS kembali mengkaji aturan tersebut. Hasilnya, lima dari sembilan anggota Mahkamah Agung setuju untuk mencabut aturan perlindungan aborsi tersebut.
Dilansir dari PrambosFM
Pelantun lagu \’Driver’s License\’, Olivia Rodrigo dan musisi asal Inggris, Lily Allen, memberikan jari tengah di atas panggung Festival Glastonbury.
Adapun hal tersebut sebagai respons atas pencabutan kebijakan aborsi di Amerika Serikat yang dikenal sebagai kebijakan ‘Roe Vs Wade’.
“Aku merasa hancur dan takut bahwa begitu banyak wanita dan gadis yang mati karena hal ini,” tutur Rodrigo dikutip dari Deadline pada Senin (27/06/2022).
Sebelumnya, Pada 1969 lalu, dengan nama samaran ‘Jane Roe’, seorang wanita Amerika ingin melakukan aborsi tanpa alasan yang mendesak. Namun, negara bagian tempat ia tinggal kala itu, Texas, masih melarang aborsi.
Atas hak pribadi perempuan atas tubuhnya sendiri, Roe pun menggugat Mahkamah Agung US terkait pelarangan aborsi tersebut. Adapun penggugatan tersebut ditujukan kepada Pengadilan Texas dengan nama Henry Wade. Karena itulah, kasus tersebut dikenal dengan \’Roe vs Wade\’.
Kala itu, Mahkamah Agung AS pun mengabulkan gugatan Roe. Dari sembilan orang hakim, tujuh orang di antaranya setuju untuk memberikan perempuan perlindungan untuk melakukan aborsi.
Namun, baru-baru ini Mahkamah Agung AS kembali mengkaji aturan tersebut. Hasilnya, lima dari sembilan anggota Mahkamah Agung setuju untuk mencabut aturan perlindungan aborsi tersebut.
Dilansir dari PrambosFM
Pelantun lagu \’Driver’s License\’, Olivia Rodrigo dan musisi asal Inggris, Lily Allen, memberikan jari tengah di atas panggung Festival Glastonbury.
Adapun hal tersebut sebagai respons atas pencabutan kebijakan aborsi di Amerika Serikat yang dikenal sebagai kebijakan ‘Roe Vs Wade’.
“Aku merasa hancur dan takut bahwa begitu banyak wanita dan gadis yang mati karena hal ini,” tutur Rodrigo dikutip dari Deadline pada Senin (27/06/2022).
Sebelumnya, Pada 1969 lalu, dengan nama samaran ‘Jane Roe’, seorang wanita Amerika ingin melakukan aborsi tanpa alasan yang mendesak. Namun, negara bagian tempat ia tinggal kala itu, Texas, masih melarang aborsi.
Atas hak pribadi perempuan atas tubuhnya sendiri, Roe pun menggugat Mahkamah Agung US terkait pelarangan aborsi tersebut. Adapun penggugatan tersebut ditujukan kepada Pengadilan Texas dengan nama Henry Wade. Karena itulah, kasus tersebut dikenal dengan \’Roe vs Wade\’.
Kala itu, Mahkamah Agung AS pun mengabulkan gugatan Roe. Dari sembilan orang hakim, tujuh orang di antaranya setuju untuk memberikan perempuan perlindungan untuk melakukan aborsi.
Namun, baru-baru ini Mahkamah Agung AS kembali mengkaji aturan tersebut. Hasilnya, lima dari sembilan anggota Mahkamah Agung setuju untuk mencabut aturan perlindungan aborsi tersebut.
Dilansir dari PrambosFM
Pelantun lagu \’Driver’s License\’, Olivia Rodrigo dan musisi asal Inggris, Lily Allen, memberikan jari tengah di atas panggung Festival Glastonbury.
Adapun hal tersebut sebagai respons atas pencabutan kebijakan aborsi di Amerika Serikat yang dikenal sebagai kebijakan ‘Roe Vs Wade’.
“Aku merasa hancur dan takut bahwa begitu banyak wanita dan gadis yang mati karena hal ini,” tutur Rodrigo dikutip dari Deadline pada Senin (27/06/2022).
Sebelumnya, Pada 1969 lalu, dengan nama samaran ‘Jane Roe’, seorang wanita Amerika ingin melakukan aborsi tanpa alasan yang mendesak. Namun, negara bagian tempat ia tinggal kala itu, Texas, masih melarang aborsi.
Atas hak pribadi perempuan atas tubuhnya sendiri, Roe pun menggugat Mahkamah Agung US terkait pelarangan aborsi tersebut. Adapun penggugatan tersebut ditujukan kepada Pengadilan Texas dengan nama Henry Wade. Karena itulah, kasus tersebut dikenal dengan \’Roe vs Wade\’.
Kala itu, Mahkamah Agung AS pun mengabulkan gugatan Roe. Dari sembilan orang hakim, tujuh orang di antaranya setuju untuk memberikan perempuan perlindungan untuk melakukan aborsi.
Namun, baru-baru ini Mahkamah Agung AS kembali mengkaji aturan tersebut. Hasilnya, lima dari sembilan anggota Mahkamah Agung setuju untuk mencabut aturan perlindungan aborsi tersebut.
Dilansir dari PrambosFM