Seiring bertambahnya usia, risiko terkena demensia meningkat. Demensia merupakan istilah umum untuk kehilangan ingatan, bahasa, pemecahan masalah, dan kemampuan berpikir lainnya yang cukup parah untuk mengganggu kehidupan sehari-hari.
Dan yang Alzheimer, yang memengaruhi jutaan orang. Sampai saat ini, belum ada obat untuk demensia. Namun, beberapa obat tersedia untuk membantu mengatasi gejala.
Sebuah studi baru dari Universitas AlMaarefa di Arab Saudi menunjukkan bahwa vitamin K dapat membantu melindungi terhadap “kerusakan kognitif.” Studi baru yang dipresentasikan pada pertemuan Experimental Biology pada 5 April 2022 menguji pemberian suplemen vitamin K pada tikus.
Per data terbaru yang berhasil dikutip dari Medical News Today dari Alzheimer\’s Association, orang berusia 65 tahun ke atas berada pada risiko tertinggi untuk mengembangkan demensia Alzheimer. Meskipun belum ada obat untuk demensia, ada beberapa obat dan terapi yang dapat membantu mengatasi gejala, seperti donepezil, galantamine, dan rivastigmine.
(Vitamin K merujuk pada sekelompok vitamin lipofilik dan hidrofobik yang dibutuhkan untuk modifikasi pascatranslasi dari berbagai macam protein, seperti dalam proses pembekuan darah. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Fakta singkat tentang vitamin K
Salah satu vitamin yang berperan baik dalam kesehatan otak dan tulang adalah vitamin K, yang sering ditemukan pada sayuran berdaun hijau. Profesor Mohamed El-Sherbiny, penulis senior studi tersebut, menjelaskan mengapa vitamin K penting.
“Proses penuaan dikaitkan dengan penurunan fungsi otak. Vitamin K adalah vitamin alami yang larut dalam lemak dan itu melindungi otak dari perkembangan Alzheimer,” ujar Prof. El-Sherbiny, profesor anatomi di Universitas AlMaarefa. Ia juga menambahkan, mengonsumsi sayuran dan buah-buahan dalam jumlah yang cukup dapat menjaga kadar vitamin K normal.
Studi vitamin K untuk demensia
Karena vitamin K dapat memengaruhi fungsi otak, akhirnya para peneliti melakukan uji coba selama 17 bulan pada tikus. Satu kelompok menerima suplemen vitamin K, dan yang lainnya tidak. Para peneliti memberikan Menaquinone-7 (MK-7), yang menurut penulis adalah bentuk utama vitamin K2. MK-7 sendiri ditemukan dalam sayuran yang difermentasi.
Menurut penulis, mereka menguji untuk menilai tingkat kognitif, kecemasan, dan perilaku seperti depresi. Pada akhir penelitian, tikus yang menerima suplemen vitamin K telah mengurangi tingkat gangguan kognitif, depresi, dan kecemasan.
Prof. El-Sherbiny menerangkan Vitamin K2 menunjukkan dampak yang sangat menjanjikan dalam menghambat perubahan perilaku, fungsional, biokimia, dan histopatologi terkait penuaan pada otak penuaan pikun.
Dilansir dari: medcom.id