Puasa di bulan Ramadan bagi sejumlah orang dimanfaatkan untuk menurunkan berat badan.
Selain mengurangi porsi makan, mungkin Anda bertanya, adakah jam sahur untuk diet agar hasilnya efektif?
Dari segi agama, Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk mengakhirkan sahur. Adapun menu makannya tidak berlebihan. Beliau mengajarkan agar berhenti makan sebelum kenyang dan makan ketika sudah lapar.
Dalam salah satu hadis riwayat Bukhari dan Muslim, dikisahkan bahwa Rasulullah SAW sahur bersama Zaid bin Tsabit RA. Setelah makan secukupnya, Nabi Muhammad SAW bergegas untuk salat Subuh.
“Antara selesai makan sahurnya Rasulullah dengan pergi salatnya kira-kira sebanyak orang membaca 50 ayat Alquran.”
Hal tersebut berkaitan dengan keberkahan sepertiga malam terakhir, tepatnya sebelum sahur. Di waktu tersebut, Allah akan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya serta mengangkat derajat orang-orang yang melaksanakan salat tahajud serta bertasbih.
Jam Sahur untuk Diet
Adapun dari segi medis, jam sahur untuk diet yang ideal adalah menjelang imsak atau sekitar pukul 3.
Jika makan sahur saat tengah malam, Anda akan lebih cepat lapar saat menjalani puasa. Selain itu, metabolisme tubuh akan terganggu, konsentrasi menurun, dan meningkatkan risiko maag.
Yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah kebiasaan setelah santap sahur. Diet saat puasa akan lebih efektif jika Anda tidak langsung tidur setelah sahur.
Sebab setelah makan, terlebih makan makanan berat dianjurkan untuk tidak langsung berbaring atau tidur. Langsung tidur setelah sahur justru akan memicu naiknya asam lambung dan rentan sakit maag.
Di sisi lain, dalam sejumlah riwayat pun disebutkan bahwa Rasulullah SAW bergegas untuk melaksanakan salah Subuh. Setelah itu, beliau melakukan zikir dan istigfar. Ketika matahari terbit, Nabi Muhammad SAW lalu berjalan keluar untuk mencari rezeki.
Dalam riwayat lain, yakni dari sahabat Ibnu Abbas yang diriwayatkan Imam Thabrani, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya, \”Ketika kalian sudah selesai melakukan salat Subuh, janganlah tidur yang menjadi penyebab hilangnya rezekimu.\”
Dikutip dari Medical News Today, para ahli mengatakan godaan untuk langsung tidur setelah makan adalah respons alami yang sangat wajar. Hal itu tergantung dari apa yang dia makan dan seberapa besar porsinya, dan kapan dia mengonsumsinya.
Jenis Makanan yang Bikin Cepat Ngantuk
Mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan protein dapat membuat seseorang cepat mengantuk daripada makanan lainnya.
Para peneliti percaya bahwa seseorang merasa lelah usai makan karena tubuhnya memproduksi lebih banyak serotonin. Serotonin adalah zat kimia yang mengatur suasana hati dan siklus tidur.
Asam amino yang disebut triptofan, yang terdapat dalam banyak makanan kaya protein, membantu tubuh memproduksi serotonin. Karbohidrat membantu tubuh menyerap triptofan.
Karena itu, mengonsumsi makanan kaya protein dan karbohidrat dapat membuat seseorang cepat mengantuk.
Berikut ini jenis makanan yang cepat membuat mengantuk:
- Ikan salmon
- Unggas
- Telur
- Bayam
- Biji-bijian
- Susu
- Produk kedelai
- Keju
- Spageti
- Nasi
- Roti putih dan kerupuk
- Kue, kue kering, dan donat
- Gula dan permen
Bahaya langsung tidur setelah sahur
Terdapat sejumlah bahaya ketika Anda langsung tidur setelah sahur. Salah satu yang paling kentara adalah penambahan berat badan. Hal ini karena makanan yang dikonsumsi tertimbun dalam tubuh karena tubuh tidak langsung beraktivitas.
Selain itu, hal tersebut dapat membuat Anda merasakan refluks.
Dilansir Livestrong, pencernaan makanan harusnya dilakukan saat tubuh dalam kondisi tegak. Saat langsung tidur setelah makan, asam lambung yang meningkat saat pencernaan makanan dapat naik melalui kerongkongan dan menimbulkan refluks.
Gejala umum refluks antara lain mulas, rasa terbakar di dada dan di belakang tulang dada.
Ketika awalnya Anda merasa enak karena dapat tidur setelah makan, namun sebetulnya kebiasaan tersebut justru membuat tidur tidak nyenyak.
Karena itu, selain menentukan jam sahur untuk diet, Anda juga perlu melakukan aktivitas agar tidak langsung tidur setelahnya. Baik itu aktivitas keagamaan atau hal lainnya yang dapat membuat Anda tetap terjaga.
Dilansir dari: cnnindonesia.com