Jakarta: Playstation 5 atau PS5 yang merupakan konsol game generasi terbaru dari Sony berhasil membuat kekacauan di negara asalnya, Jepang. Penjualan PS5 membuat kerumunan atau bisa dibilang kerusuhan padahal negara ini sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19.
Kabar ini diketahui dari unggahan Twitter sejumlah akun masyarakat Jepang yang ikut berburu PS5 atau menjadi viral. Mereka mengunggah video yang menampilkan kekacauan antrean untuk membeli PS5.
Hal ini mengejutkan karena selama ini masyarakat Jepang dikenal sangat disiplin budaya mengantre, dikutip dari Kotaku. Kekacauan terjadi di toko elektronik Yodobashi Camera kota Akihabara, Jepang. Di sini dilakukan penjualan PS5 secara offline.
Namun tidak semua bisa membeli PS5 karena jumlah stok yang terbatas. Kasir di Yodobashi Camera dilaporkan hanya menyediakan 300 kupon untuk pembelian PS5. Sistemnya adalah \”first come, first served\” artinya yang pertama yang dilayani lebih dulu.
Sistem tersebut dinilai bagus karena menghindari tengkulak atau pemborong, namun hal ini menjadi kacau akibat antrean yang tidak teratur. Akibatnya, kepolisian harus datang ke lokasi dan membubarkan acara penjualan yang baru berlangsung 15 menit.
Peristiwa ini mungkin menjadi contoh sekaligus alasan penjualan PS5 di berbagai negara banyak dilakukan secara online. Di sisi lain banyak e-commerce penjualan yang ternyata sistemnya berhasil ditembus pemborong menggunakan bot atau komputer.
Efek buruknya, banyak konsumen yang tidak berhasil membeli PS5. Stok PS5 yang dijual kembali oleh pemborong dibanderol dengan harga yang sangat mahal bahkan tidak masuk akal.
Dilansir dari: medcom.id
